Minggu, 01 April 2012

makalah alga hijau biru (cyanophyta)


ALGA HIJAU BIRU
(CYANOBACTERIA)
D
I
S
U
S
U
N

OLEH :

KELOMPOK                          : II (DUA)
NAMA KELOMPOK              : ADE PRIMA PUTRI
                                                            MAROJAHAN SIMATUPANG
                                                            SIRMA LUBIS







FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


KATA PENGANTAR

            Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan Kasih-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah Taksonomi Tumbuhan Rendah yang berjudul “Alga Hijau-Biru (Cyanobacteria)”.
            Didalam makalah ini kami menjelaskan tentang struktur tubuh, reroduksi, dan hal-hal lain yang berupa informasi mengenai Alga Hijau-Biru (Cyanobacteria). Kami juga memaparkan beberapa gambar, agar teman-teman sekalian dapat memahami makalah kami.
            Kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat dan membantu teman-teman dalam memahami matakuliah Taksonomi Tumbuhan Rendah, khususnya di materi Aga Hijau Biru (Cyanobacteria) dan dapat menambah wawasan serta bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari.
            Akhir kata, kritik dan saran dari teman-teman sangat kami harapkan demi kemajuan dan kesempurnaan makalah ini.

Medan, Februari 2012


Penulis



DAFTAR ISI

Kata Pengantar           ………………………………………………………      i
Daftar isi         ………………………………………………………………      ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang Masalah   ………………………………………………       1
1.2 Tujuan …………………………………………………………………..       2
BAB II ISI
2.1 Ciri-ciri alga hijau biru (Cyanobacteria)   ………………………………       3
2.2 Struktur sel alga hijau biru (Cyanobacteria) ……………………………      4
2.3 Reproduksi alga hijau biru (Cyanobacteria) ……………………………      7
2.4 Klasifikasi alga hijau biru (Cyanobacteria) …………………………….      9
2.5 Peranan alga hijau biru (Cyanobacteria) bagi manusia …………………    13
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ………………………………………………………………   15
Daftar Pustaka
BAB I
Pendahuluan

1.1  Latar Belakang
Monera berasal dari bahasa Yunani, moneres yang berarti tunggal. Monera meliputi organisme bersel satu yang mempunyai struktur tubuh amat sederhana dan bersifat prokariotik. Sel prokariotik adalah sel yang materi genetiknya belum terlindungi oleh selaput inti atau karioteka. Monera, menurut system klasifikasi Carl Woose 1977 dikelompokkan menjadi dua subkingdom, yaitu Eubacteria dan Archaebacteria. Cyanobacteria termasuk anggota subkingdom Eubacteria.

Alga ini disebut alga hijau-biru karena berwarna hijau kebiruan. Warna itu diakibatkan oleh warna klorofil dan pigmen biru (fikosianin). Alga hijau-biru banyak dijumpai di tempat-tempat yang lembap, misalnya diatas tanah, batu tembok, sawah, parit, dan di laut. Jika mengering, koloni alga hijau biru mengelupas seperti kerak. Alga hijau biru biasanya hidup dilingkungan yang sedikit asam hingga basa. Selain hidup bebas, alga hijau biru juga ada yang hidup bersimbiosis dengan organisme lain.

            Alga hijau biru sama seperti bakteri, juga bersifat prokariotik. Alga hijau biru ada yang bersel satu dan ada pula yang bersel banyak. Yang bersel satu ada yang hidup soliter dan ada yang berkoloni, sedangkan yang bersel banyak umumnya berbentuk benang. Alga hijau-biru dapat hidup di batuan di tempat organisme lain sulit hidup. Dengan adanya alga hijau-biru, terjadilah pelapukan batuan sehingga memungkinkan alga dan tumbuhan lain hidup. Alga hijau-biru dapat bertahan pada lingkungan yang suhunya mencapai 85°C. Itulah sebabnya alga hijau-biru dikatakan sebagai tumbuhan perintis.




1.2  Tujuan
Adapun tujuan kami menyelesaikan makalah ini :
-          Menyelesaikan tugas Taksonomi Tumbuhan Rendah.
-          Memahami tentang alga, khususnya Cyanobacteria.
-     Mendiskusikan tentang alga hijau-biru


























BAB II
ISI

Alga Hijau-Biru (Cyanobacteria)
2.1 Ciri-ciri Alga Hijau-Biru
            Ciri-ciri utama dari alga hijau-biru adalah bersifat prokariotik dan klorofilnya tidak didalam kloroplas.
  1. Prokariotik
Seperti halnya bakteri, alga ini tidak memiliki membran inti. Bahan ini terdapat pada suatu daerah didalam sitoplasmanya. Jadi alga hijau biru tergolong organisme prokariotik.

  1. Klorofil tidak dalam kloroplas dan memiliki fikosianin
Alga ini mempunyai klorofil a dan pigmen biru (fikosianin). Klorofil tidak terdapat dalam kloroplas, melainkan pada membran tilakoid. Oleh karena memiliki klorofil dan dapat berfotosintesis, maka alga ini dapat menghasilkan gula dan oksigen. Inilah sifat yang tidak dimiliki oleh bakteri pada umumnya.
            Pigmen fikosianin mengakibatkan warna hijau kebiruan. Beberapa dari alga ini ada juga yang berwarna cokelat, hitam, kuning, merah, dan hijau. Warna merah disebabkan oleh pigmen fikoeritrin sedangkan warna kuning disebabkan oleh pigmen karoten.
            Pada umumnya alga hijau biru memiliki kemampuan menambat nitrogen dari udara. Proses penambatan nitrogen ini dilakukan oleh sel khusus yang disebut heterosista. Heterosista dihasilkan oleh alga hijau biru berbentuk benang. Ukuran heterosista lebih besar dibandingkan sel didekatnya serta memiliki dinding sel yang lebih tebal. Oleh karena kemampuan menambat nitrogen ini, alga hijau biru dapat menyuburkan habitatnya, atau menguntungkan organisme lainyang bersimbiosis dengannya.
            Alga hijau biru ada yang mampu menghasilkan racun (toksin). Racun yang dikeluarkan di perairan dapat mematikan organisme lain.

2.2 Struktur Sel Alga Hijau Biru
            Alga hijau biru ada yang uniseluler, ada yang membentuk koloni, dan ada pula yang berbentuk benang. Contoh alga yang uniseluler adalah Chroococcus dan Anacystis.
                                  

Gambar 2.2.1 : Chroococcus                          Gambar 2.2.2 : Anacystis

Contoh alga yang membentuk koloni adalah Merismopedia, Nostoc, dan Microcystis.

                           

Gambar 2.2.3 : Merismopedia                         Gambar 2.2.4 : Nostoc

Gambar 2.2.5 : Microcystis

Contoh alga yang membentuk benang (filament) adalah Oscillatoria, Microcoleus, dan Anabaena.

       

Gambar 2.2.6 : Oscillatoria                             Gambar 2.2.7 : Microcoleus


Gambar 2.2.8 : Anabaena


Sel alga hijau-biru tersusun atas (dari luar kedalam) sebagai berikut : dinding sel, membran sel, sitoplasma, dan asam inti. Perhatikan gambar berikut.

            Gambar 2.2.9 : Struktur Sel Alga Hijau-Biru

  1. Selubung Lendir
Selubung lendir terdapat disebelah luar dinding sel. Selubung lendir berfungsi mencegah sel dari kekeringan. Selain itu, lendir dapat memudahkan sel bergerak, karena beberapa alga ini dapat bergerak dengan gerakan osilasi (maju mundur). Belum dapat dipastikan apa yang menyebabkan alga ini bergerak.
  1. Dinding Sel
Dinding sel mengakibatkan sel memiliki bentuk yang tetap.

  1. Membran Sel
Membran sel berfungsi mengatur keluar-masuknya zat dari dan kedalam sel. Terdapat pelipatan membrane sel kearah dalam membentuk lamella fotosintetik atau membran tilakoid. Pada membran tilakoid inilah terdapat klorofil. Jadi berbeda dengan sel eukariotik yang memiliki klorofil didalam kloroplas, alga hijau biru tidak memiliki kloroplas.

  1. Sitoplasma
Sitoplasma merupakan koloid yang tersusun atas air, protein, lemak, gula, mineral-mineral, enzim, ribosom, dan DNA. Di dalam sitoplasma inilah berlangsung proses metabolisme sel.

  1. Asam inti atau Asam Nukleat (DNA)
DNA terdapat pada suatu lokasi di dalam sitoplasma, namun tidak memiliki membran inti. Karena itulah alga hijau-biru digolongkan kedalam prokariotik.

  1. Mesosom dan Ribosom
Ribosom merupakan organel untuk sintesis protein, sedangkan mesosom merupakan penonjolan membran kearah dalam yang berperan sebagai penghasil energi.

2.3. Reproduksi Alga Hijau-Biru
            Ada 3 cara reproduksi alga hijau-biru yaitu pembelahan sel, fregmentasi, dan membentuk spora.
  1. Pembelahan Sel
Alga hijau-biru dapat bereproduksi dengan pembelahan biner. Pembelahan biner merupakan pembelahan sel secara langsung. Dengan pembelahan sel, baik sel tunggal (organisme uniseluler) maupun sel penyusun filamen (benang) akan bertambah banyak. Filamen akan bertambah panjang karena adanya pembelahan sel.

  1. Fragmentasi
Fragmentasi dilakukan oleh alga hijau-biru berbentuk benang. Dengan fragmentasi (pemenggalan), filamen yang panjang akan terputus menjadi dua atau lebih benang pendek yang disebut hormogonium. Setiap hormogonium akan tumbuh menjadi filamen baru. Tempat pemutusan filamen adalah sel mati yang terdapat diantara sel penyusun filamen.

  1. Pembentukan Spora
Jika kondisi buruk, misalnya kurang air, diantara sel-sel alga hijau-biru ada yang dapat membentuk endospora, seperti pada bakteri. Dindingnya menebal, dan ukuran sel membesar. Bentuka ini disebut sebagai akinet, misalnya pada Nostoc. Spora tahan terhadap lingkungan yang jelek. Jika kondisi lingkungan telah pulih, spora tumbuh menjadi alga yang baru.












2.4 Klasifikasi
Ganggang Biru dibedakan dalam 3 bangsa.
 

-          Bangsa Chroococcales.
Berbentuk tunggal atau kelompok tanpa spora, warna biru kehijau-hijauanUmumnya alga ini membentuk selaput lendir pada cadas atau tembok yang basah. Setelah pembelahan, sel-sel tetap bergandengan dengan perantaraan lendir tadi, dan dengan demikian terbentuk kelompok-kelompok atau koloni.

 

Gambar 2.2.10 : Chroococcus turgidus
Gambar 2.2.11 : Gloeocapsa sanguinea
- Bangsa Chamaesiphonales
Alga bersel tunggal atau merupakan koloni berbentuk benang, mempunyai spora. Benang-benang itu dapat putus-putus merupakan hormogonium, yang dapat merayap dan merupakan koloni baru.Spora terbentuk dari isi sel (endospora). Setelah keluar dari sel induknya, spora dapat menjadi tumbuhan baru. Untuk menghadapi kala yang buruk dapat membentuk sel-sel awetan dengan menambah zat makanan cadangan serta mempertebal dan memperbesar dinding sel Chamaesiphon confervicolus.

- Bangsa Nostocales
  • Sel-selnya merupakan koloni berbentuk benang, atau diselubungi suatu membran.
  • Benang-benang itu melekat pada substratnya, tidak bercabang, jarang mempunyai percabangan sejati, lebih sering mempunyai percabangan semu.
  • Benang benang itu selalu dapat membentuk hormogonium.
Contoh : Oscillatoria , Rivularia , Anabaena, Spirulina

  1. Oscillatoria,
  • hidup dalam air atau di atas tanah yang basah,
  • sel¬selnya bulat, merupakan benang-benang dan akhirnya membentuk koloni yang berlendir.
  • Pada jarak-jarak tertentu pada benang¬benang itu terdapat sel-sel yang dindingnya tebal,
  • kehilangan zat¬zat warna yang berguna untuk asimilasi, hingga kelihatan kekuning-kuningan dan dinamakan heterosista.
  • Heterosista ini dalam keadaan khusus dapat tumbuh menjadi benang baru, tetapi fungsinya belum dikenal dan biasanya lekas mati.
  • Contoh Oscillatoria limosa; Oscillatoria princeps.

2. Rivularia



3. Nostoc
4, Anabaena azollae / Anabaena cycadae.
Anabaena
  • Nostoc, dapat menambat N dari udara, seringkali bersimbiosis dengan Fungai membentuk Lichenes.
  • Anabaena, juga menambat N dari udara dan dapat bersimbiosis dengan tanaman
  • Anaabaena cycadae bersimbiotic dengan pakis haji (Cycas rumphii)
  • Anabaena azollae bersimbiotic dengan paku air Azolla pinata (dalam daunnya) yang hidup di sawah-sawah dan di rawa rawa.
dalam bersimbiosis Anabaena berada dalam akar-akarnya yang disebut akar-akar bunga karang mengikat nitrogen untuk tumbuhannya.

2.5. Peranan Alga Hijau-Biru bagi manusia
            Alga hijau-biru ada yang bersifat merugikan, ada pula yang bersifat menguntungkan bagi manusia.
    1. Alga Hijau-Biru yang merugikan
Telah diuraikan bahwa beberapa alga hijau-biru yang hidup di air ada yang mengeluarkan racun. Racun yang terlarut didalam air dapat meracuni organisme yang meminumnya. Contohnya di Australia banyak biri-biri mati setelah minum air telaga. Ini merupakan sifat merugikan alga hijau biru.
Sifat merugikan lainnya adalah alga ini dapat tumbuh di tembok dan batu, sehingga tembok akan m udah lapuk. Demikian pula bangunan candi dari batu yang banyak terdapat di Indonesia banyak yang terancam menjadi lapuk karena alga.

    1. Alga Hijau-Biru yang Menguntungkan
Alga Hijau-Biru ada yang bermanfaat di bidang pertanian dan industri makanan.
  
1)      Pengikat nitrogen bebas
Nostoc, Gleocapsa, dan Anabaena merupakan alga hijau-biru yang dapat menangkap nitrogen dari udara. Kemampuan menangkap nitrogen ini disebut pula sebagai kemampuan melakukan fiksasi nitrogen. Anabaena azollae dapat bersimbiosis dengan tumbuhan Azolla pinnata, yaitu tumbuhan yang banyak djumpai di sawah dan mengapung di atas air. Alga hijau-biru itu melakukan fiksasi nitrogendari udara dan mengubahnya dengan anonia. Akibatnya, dan Azolla pinnata banyak mengandung ammonia. Hal demikian menguntungkan petani. Azolla pinnatad dapat dijadikan pupuk hijau yang mengandung nitrogen.

      (2) Sebagai bahan makanan
                        Ada pula alga hijau-biru yang dapat dijadikan makanan karena mengandung protein yang cukup tinggi. Misalnya alga hijau-biru yang bentuknya spiral dan disebut Artrospira. Kan alga ini terkenal, kemudian para pakar telah berhasil membudidayakan alga ini untuk dipanen proteinnya. Di masa depan ada kemungkinan alga ini dapat dikembangbiakkan dalam jumlah besar untuk menghasilkan protein bagi kebutuhan umat manusia.



BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
            Alga Hijau-Biru (Cyanobacteria) merupakan organisme uniseluler dan multiseluler yang bersifat prokariotik serta memiliki klorofil dan fikosianin. Alga yang uniseluler ada yang hidup soliter dan ada yang berkoloni, sedangkan yang multiseluler pada umumnya berbentuk benang.

 Alga Hijau-Biru (Cyanobacteria) termasuk dalam kingdom Monera. Meskipun alga ini memiliki klorofil, namun alga ini tidak dapat digolongkan kepada kingdom plantae. Karena alga hijau biru masih berupa prokariotik, sementara yang ada di kingdom plantae adalah yang eukariotik.

















DAFTAR PUSTAKA

Amin, Mohamad. 2009. Biologi. Jakarta : Bailmu

Syamsuri, Istamar. 2007. Biologi. Jakarta : Erlangga



            http://cyanosite.bioperdue.edu



  




paper resistansi ikan terhadap pencemaran air

RESISTANSI IKAN TERHADAP PENCEMARAN AIR
Tujuan:
1.      Mengetahui pengaruh pencemaran air terhadap ikan
2.      Mengetahui daya tahan ikan terhadap pencemaran air
3.      Mengetahui penyebab ikan mengeluarkan lendir
4.      Mengetahui penyebab ikan mengeluarkan darah
5.      Mengetahui kondisi ikan di air tercemar
Pembahasan :
1.     Ikan gobi (Poecilia sp)
Klasifikasi
Kingdom         :  Animalia
Filum               :  Chordata
Kelas               :  Actinopterygii
Ordo                :  Cyprinodontiformes
Famili              :  Poeciliidae
Genus              :  Poecilia
Spesies            :  Poecilia sp


Deskripsi :
·         Ikan gobi pertama-tama, masih diam. Kemudian lama-kelamaan  ikan tersebut menjadi panik.
·         Pada 1.5% deterjen , ikan gobi lebih cepat mati daripada 0.5% deterjen.
·         Ikan gobi habitatnya di air yang terkontaminasi.
·         Pada praktikum ini, ikan gobi paling lama mati. Hal ini disebabkan ikan gobi (Poecilia sp) telah terbiasa hidup di air paret (air yang telah terkontaminasi dengan limbah rumah tangga). Habitatnya tersebut lah yang menyebabkan ikan gobi (Poecilia sp) ini mampu bertahan lebih lama di air larutan deterjen dengan berbagai konsentrasi daripada ikan-ikan yang lain.

2.     Ikan mujair (Oreochromis mossambicus)
Klasifikasi :
Kingdom:  Animalia
Filum      :  Chordata
Kelas      :  Pisces
Ordo       :  Percomorphi
Famili     :  Cichlidae
Genus     :  Oreochromis
Spesies   : Oreochromis mossambicus

Deskripsi :

·         Ikan menggelepar.
·         Pada deterjen 0.5%, dan pada menit ke 4, ikan mengeluarkan lendir.
·         Pada 1% deterjen, pada menit ke 1, ikan lemas.
·         Dan pada menit kedua, ikan berdarah.
·         Dan pada 1.5% deterjen, pada menit ketiga, ikan mati.
·         Dan pada menit keempat, ikan berlendir.
·         Ikan mujahir habitat nya adalah pada air tawar yang bersih dan tidak terkontaminasi dengan limbah. Namun pada praktikum ini, ikan mujahir di biarkan di air yang terkontaminasi dengan deterjen (salah satu limbah rumah tangga), itulah yang menyebabkan ikan mujahir tidah mampu bertahan dalam air larutan deterjen.






3.     Ikan mas pedang (Cyprinus sp)

Klasifikasi :
Kingdom         : Animalia
Filum               : Chordata
Kelas               : Osteichtyes
Ordo                : Cypriniformes
Famili              : Cyprinidae
Genus              : Cyprinus
Spesies            : Cyprinus sp



Deskripsi :

·         Ikan ini pertama-tama panik, dan lama-kelamaan ikan ini menggelepar.
·         Pada 0.5% deterjen, dan waktu 55 detik, ikan ini liar.
·         Dan pada waktu 1 menit 39 detik, ikan ini mulai berdarah.
·         Dan pada 1% deterjen, ikan ini liar, dan pada waktu 1 menit 39 detik, ikan ini berdarah juga.
·         Sedangkan pada 1.5% deterjen, ikan ini liar, dan pada menit ke 1, ikan ini berdarah.










4.     Ikan lele (Amelurus melas)


Klasifikasi
Kingdom         : Animalia
Filum               : Chordata
Kelas               : Osteichtyes
Ordo                : Ostaihophysi
Famili              : Centroponidae
Genus              : Amelurus
Spesies            : Amelurus melas

Deskripsi :

·         Ikan ini bergerak-gerak mengelilingi deterjen (bergerak cepat)
·         Ikan mulai turun ke dasar wadah karena mulai teracuni dengan air yang telah terkontaminasi.
·         Pada menit ke 4, dengan 0.5% deterjen, ikan ini mati.
·         Pada 1% deterjen, dan 1.5% deterjen, ikan ini sama-sama mengeluarkan lendir.
·         Ikan lele (Ameiurus melas) memang memiliki daya resistansi lebih baik daripada ikan mujahir, ikan mas. Namun ikan ini tidak lebih baik daya tahan tubuhnya daripada ikan gobi (Poecilia sp). Dengan kata lain, daya resistansi ikan gobi (Poecilia sp) lebih baik daripada ikan lele (Ameiurus melas).





5.     Ikan nila (Oreochromis niloticus)

Klasifikasi :
Kingdom   : Animalia
Filum         : Chordata
Kelas         : Osteichtyes
Ordo          : Perciformes
Famili        : Cichlidae
Genus        : Oreochromis
Spesies      : Oreochromis niloticus

Deskripsi :

·         Ikan ini menggelepar, dan naik ke permukaan
·         Pada 0.5% deterjen, pada menit kedua, insangnya mengeluarkan darah.
·          Pada 1% deterjen, menit ke 1, insang berdarah. Pada 1.5% deterjen, pada 20 detik, insang berdarah dan cenderung mati.
·         Ikan ini memiliki daya resistansi yang lebih rendah terhadap pencemaran air daripada ikan gobi. Hal ini disebabkan ikan gobi memang memiliki habitat yang pada umumnya telah terkontaminasi dengan limbah rumah tangga. Dan hal tersebut sangat berbeda dengan ikan nila yang habitatnya adalah di air tawar yang bersih dan tidak terkontaminasi dengan limbah rumah tangga.










Penyebab insang ikan berlendir dan mengeluarkan darah
Penyebabnya karena terjadinya difusi. Difusi adalah perpindahan zat dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah dimana konsentrasi deterjen lebih tinggi dari sitoplasma. Sehingga partikel deterjen berdifusi dari larutan ke sel-sel insang yang mengalami plasmolisis. Karena sel pecah, sitoplasma keluar, sehingga insang ikan terlihat mengeluarkan lendir. Setelah selnya pecah, ikan kehilangan organ untuk bernafas. Sehingga akhirnya ikan-ikan pada larutan deterjen, lemas dan kemudian ikan tersebut mati satu persatu. Dan insang ikan tersebut membengkak, lalu mati di pengaruhi oleh konsentrasi deterjen pada air. Semakin tinggi konsentrasi deterjen pada air, semakin cepat ikan itu akan mati dan diselimuti lendir.

          Proses krenasi
Krenasi yaitu kontraksi atau pembentukan nokta tidak normal disekitar pinggir sel setelah dimasukkan kedalam larutan hipertonik, karena kehilangan air melalui osmosis. Secara etimologi, krenasi berasal dari bahasa latin crenatus. Krenasi trejadi karena lingkungan hipertonik (sel memiliki larutan dengan konsentrasi yang lebih rendah dibandingkan larutan disekitar luar sel), osmosis (difusi air) menyebabkan pergerakan air keluar dari sel menyebabkan sitoplasma berkurang volumenya. Akibatnya sel pun mengecil.









RESISTANSI IKAN TERHADAP PENCEMARAN AIR
D
I
S
U
S
U
N
OLEH :

NAMA           : ADE PRIMA PUTRI
NIM                : 4113220001
KELAS          : NON DIK A BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


REKOMENDASI PENCEMARAN AIR
I.                   Ikan mati dalam air deterjen
Penyebab ikan mati dalam air deterjen adalah karena ikatan kimia dari komposisi senyawa deterjen yang sangat rapat. Sehingga membran ikan tidak dapat menerima oksigen secara penuh. Komposisi deterjen memiliki massa jenis diatas air. Air memiliki 1000 gr/ml massa jenis dengan tekanan tetap, sementara deterjen tidak sama dengan air bersih.
II.                Indikator pencemaran air
·         Adanya perubahan suhu air.
·         Adanya perubahan tingkat keasaman, basa, dan garam (salinitas) air.
·         Adanya perubahan warna, bau, dan rasa pada air.
·         Terbentuknya endapan, koloid, dari bahan terlarut.
·         Terdapat mikroorganisme.

III.             Komponen pencemar air
·         Bahan buangan padat
Adalah limbah padat berupa butiran besar dan halus yang masuk kedalam air.
·         Bahan buangan organik
Biasanya dapat didegradasi oleh mikroorganisme.
·         Bahan buangan anorganik
Biasanya berasal dari bahan buangan industri seperti industri logam, industri elektronika, dan industri kimia.
·         Bahan buangan makanan
·         Bahan buangan cair berminyak
Sering dijumpai pada air sungai dan air lautang disebabkan oleh pembuangan zat kimia (limbah oleh industri).
·         Bahan buangan zat kimia
Termasuk pencemar yang sangat berbahaya dari potensi merusak lingkungan.


DETERJEN
            Pencemaran yang berasal dari lingkungan rumah tangga, diantaranya yaitu deterjen. Penggunaan deterjen terus meningkat. Penyebabnya adalah kemampuannya untuk membersihkan kotoran dari barang-barang yang kita gunakan semakin besar. Kemampuannya lebih dari sabun cuci biasa, akibatnya produksi sabun cuci biasa semakin meningkat untuk tersingkir. Di samping itu, deterjen mempunyai daya membersihkan lebih tinggi, deterjen mampu menghasilkan busa yang hebat.
            Unsur  kunci dari deterjen adalah bahan surfaktan atau  bahan aktif permukaan yang bereaksi dalam menjadikan air menjadi basah dan sebagai bahan pencuci yang lebih baik. Surfaktan terkonsentrasi pada batas permukaan antara air dengan gas, padatan-padatan(debu), dan cairan-cairan yang tidak dapat bercampur(minyak).
            Deterjen tidak dapat diuraikan oleh organisme lain kecuali gangggang hijau dan yang tidak sempat diuraikan ini akan menimbulkan pencemaran air. Sisa-sisa penggunaan pestisida yang berlebihan akan terbawa dalam aliran air pertanian dan akan masuk kedalam rantai makanan dan masuk kedalam jaringan tubuh makhluk hidup yang memakan makanan itu.
            Sementara itu sebagai objek sampel adalah ikan. Karena organisme yang umumnya dijumpai adalah ikan. Tiap spesies ikan memiliki habitat yang berbeda-beda dan memiliki adaptasi yang berbeda pula. Contohnya adalah ikan gobi yang banyak dijumpai di parit-parit atau selokan baik yang jernih maupun yang telah tercemar oleh limbah. Kemampuan ikan gobi untuk beradaptasi tidak hanya untuk bertahan hidup, namun juga dapat berkembangbiak dengan jumlah koloni yang banyak. Hal ini membuktikan bahwa iakn gobi telah beradaptasi dengan sangat baik dalam habitat umumnya di parit. Akan tetapi spesies ikan gobi tidak hanya hidup di paritsaja, tapi adapula yang hidup di laut dan di perairan sungan amazon dan di rawa-rawa.






KOMPOSISI DETERJEN

·         Surfaktan
Merupakan zat aktif permukaan yang mempunyai ujung berbeda yaitu hidrofil dan hidrorob.

·         Budder
Berfungsi meningkatkan efisiensi pencuci dari surfaktan dengan cara menonaktifkan mineral penyebab kesadahan air.

·         Filler
Adalah bahan tambahan deterjen yang tidak mempunyai kemampuan meningkatkan daya cuci, tetapi menambah kualitas.

·         Aditif
Adalah bahan tambahan deterjen yang tidak mempunyai kemampuan meningkatkan daya cuci, tetapi bahan suplemen/tambahan untuk membuat produk lebih menarik.